"Lakukan yang terbaik,kini dan nanti"

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kepemimpinan Nasional dan Pembangunan Peradaban Bangsa*



1.     Kepemimpinan Nasional

1.1.      Kepemimpinan menyangkut pengertian sistem dan persona. Dalam praktik keduanya sama-sama diperlukan secara seimbang. Namun kedudukan dan peranannya dalam praktik berubah seiring dengan perkembangan tingkat peradaban bangsa. Semakin tinggi tingkat peradaban, semakin besar peranan sistem daripada persona. Sistem aturanlah yang memimpin kita dalam pengertian yang sesungguhnya, sedangkan individu-individu yang duduk dalam jabatan-kabatan kepemimpinan hanyalah wayang yang berfungsi sebagai uswatun hasanah, baik dalam (i) upaya menata agar sistem itu berkembang dinamis untuk memenuhi kebutuhan, (ii) menggerakkan agar sistem itu bekerja dengan efektif dan efisien, dan (iii) sekaligus menjadikan dirinya contoh atau teladan dalam menaati semua norma yang terkandung dalam sistem itu. Inilah prinsip yang biasa dikenal dengan doktrin ‘the rule of law, not of man’, ‘the rule of law’, bukan ‘the rule of man’, apalagi ‘the rule of dictatorship’.
1.2.      Dalam Islam pengertian ‘imamah’ juga dapat berarti orang dan dapat pula berarti sistem aturan. Bahkan, nabi Muhammad tidak disebut sebagai Imam, melainkan sebagai “uswatun hasanah” dalam ketaatan kepada Allah swt. Yang disebut al-imam justru adalah al-Quranul Karim. “Ya Allah, aku ridhobahwa Allah adalah Tuhanku, Islam adalah agamaku, Muhammad adalah nabi dan rasul, dan al-Quran adalah imamku” (Rodhitu billaha robba, wabil-Islama diena, wabi Muhammadin nabiyya wa rasuula, wabil-qurani imaama). Ya Allah sayangilah kami dengan al-Quran, jadikanlah al-Quran sebagai pemimpin kami, sebagai cahaya penerang, petunjuk, dan rahmat bagi kami (Allahummarhamna bilquran, waj’alhulana imaaman wa nuura, wa huda wa rahmah). Semua orang yang beriman, dilarang keras untuk tunduk kepada apapun yang selain kepada sistem aturan Allah dan yang dicontohkan oleh Rasulullah. Tidak boleh ada ketundukan kepada siapapun dalam ma’syiat kepada Allah swt (La tho’ata li makhluqin fi ma’shiatil kholik).
1.3.      Karena itu, dalam sistem kenegaraan, kita diharuskan hanya tunduk kepada sistem aturan, bukan kepada kultus individu dalam hubungan atasan dan bawahan. Sistem kenegaraan kita sudah diatur dalam sistem konstitusi dan sistem hukum yang penyusunan dan perumusannya sudah kita sepakati bersama menurut prosedur-prosedur demokrasi. Pengertian tentang “the rule of law, not of man” seperti dikemukakan di atas, haruslah kita mulai dengan pengertian “the rule of the constitution” yang di dalamnya tercakup pengertian Pancasila dan UUD 1945, dilengkapi oleh pilar-pilar penting yang tercermin dalam semboyan “bhinneka-tunggal-ika” dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ICMI sebagai organisasi kaum cerdik cendekia, harus terus memastikan bahwa Pancasila, UUD 1945, dan prinsip kebhinnekaan dalam wadah NKRI benar-benar terjabarkan dalam pelbagai kebijakan operasional di segala bidang dan dilaksanakan dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara dengan sungguh-sungguh, agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya dapat diwujudkan secara nyata.
1.4.      Karena itu, ICMI harus menyerukan, mendorong dan mengajak siapa saja, termasuk kelak, siapa saja yang terpilih dan dipercaya menjadi Presiden, menjadi Wakil Presiden, menjadi Menteri, menjadi Kepala Daerah, menjadi Ketua lembaga-lembaga negara ataupun jabatan-jabatan kepemimpinan dimanapun dan kapanpun juga, hendaklah jangan bersikap feudal, egois, memikirkan diri sendiri, tetapi justru harus menjadikan diri masing-masing sebagai teladan dalam (i) menata agar sistem itu berkembang dinamis untuk memenuhi kebutuhan rakyat, (ii) menggerakkan agar sistem itu bekerja dengan efektif dan efisien, dan (iii) sekaligus menjadi contoh dalam sikap menaati semua aturan yang terkandung di dalam sistem itu.

2.     Perkembangan Peradaban Bangsa

2.1.      ICMI lahir dari keprihatinan menyaksikan dan mengalami sendiri pahit getirnya kehidupan nyata dalam masyarakat sebagai akibat sistem kekuasaan yang tidak memiliki kepedulian pada penderitaan rakyat, pengabaian agama dan nilai etika dan moral dalam semua sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena itu, sejak awal ICMI mendefinisikan diri sebagai organisasi cendekiawan yang peduli, bukan sekedar kaum intelektual  yang tidak bergaul dengan kenyataan. Namun demikian, dalam menghadapi pelbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat, ICMI juga tidak bermaksud hanya memberikan solusi-solusi yang bersifat instan dan berjangka pendek. Karena itu sejak awal pak BJ. Habibie selalu menyebut istilah “long march”, untuk menegaskan bahwa perjuangan dan pengabdian kita adalah untuk jangka panjang, yaitu kemajuan peradaban bangsa.
2.2.      Bangsa Indonesia adalah bangsa besar dan mempunyai sejarah peradaban yang sangat panjang, bahkan jauh lebih panjang dari daya ingat kolektif kita sendiri mengenai sejarah.Catatan sejarah kita paling jauh adalah pada sekitar ke 6, 7 dan seterusnya, sebatas kerajaan-kerajaan kecil di Kalimantan, Sulawesi, di Jawa, dan di Sumatera.Sejarah peradaban bangsa kita selalu dikaitkan dengan peranan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang luas wilayah kekuasaannya mencakup hampir dan bahkan melebihi wilayah negara Republik Indonesia yang sekarang. Namun, dari tulisan-tulisan para ahli seperti Oppenheimer, dos Santos dan lain-lain, kita juga mendapatkan catatan lain mengenai perkembangan peradaban bangsa kita yang hidup di benua maritime Indonesia yang dulunya sebuah benua besar yang dalam studi disebut ‘Sunda Land’. Peradaban Altanlis yang hidup dalam diperdebatkan dalam sejarah, menurut para ahli ini adalah Indonesia, yang hidup dengan peradaban yang sangat tinggi pada sekitar 11-17 ribu tahun yang lalu. Karena itu, bangsa kita tidak boleh abai dengan catatan-catatan sejarah kita di masa lalu, karena hal itu justru dapat menjadi modal untuk menatap ke depan.
2.3.      Sekarang, Indonesia adalah negara yang berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan kekayaan alam yang melimpah-ruah. Sekarang kita sudah menerapkan sistem demokrasi yang dipandang sebagai bentuk paling modern dan mutakhir dalam tingkat perkembangan peradaban politik umat manusia dewasa ini.Dengan sistem ini, Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar ketiga sesudah India dan Amerika Serikat. Dengan kondisi sumberdaya alam yang kaya, maka jika pada suatu saatnya nanti, tingkat rata-rata pendidikan penduduk dan kualitas rata-rata sumberdaya manusia Indonesia terbarukan di masa depan sudah mencapai tingkat rata-rata penduduk Eropah atau Amerika Serikat, maka niscaya Indonesia dapat segera duduk sejajar dengan negara paling maju sekalipun sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Karena itu, kunci yang pokok bagi semua pemimpin dan calon pemimpin Indonesia kini dan mendatang hendaklah menyadari posisi Indonesia pada hari ini, dan bertekad kerja serta bekerja konkrit dan terarah untuk memacu perkembangan tingkat peradaban Indonesia menuju masa depan dalam jangka panjang itu.
2.4.      Karena itu, para pemimpin Indonesia dari zaman ke zaman, dari periode ke periode, hendaklah jangan saling meniadakan. Marilah kita hormati jasa semua pendahulu kita. Jasa Soekarno, Suharto, BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri, serta jasa Presiden Soesiolo Bambang Yudhoyono sungguh sangat besar artinya bagi sejarah bangsa kita di masa depan. Kepemimpinan nasional itu adalah suatu proses yang berkesinambungan.  Kita juga harus menghentikan upaya yang memecahbelahkan bangsa kita dengan analisis-analisis yang menciptakan kotak-kotak ideology, seperti antara kubu Islamis versus nasionalis, kubu A versus B, dan sebagainya. Kita adalah satu satu nusa, bangsa, dan satu bahasa persatuan dalam satu wadah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2.5.      Itulah sebabnya, ICMI dirumuskan oleh Pak BJ. Habibie sebagai organisasi perekat semua golongan.Kita harus mengembangkan diri menjadi bidang singgung, menjadi garis singgung, dan kemudian menjadi titik singgung, untuk Indonesia yang satu. Karena itu, semua partai dan semua aliran keagamaan dapat bergaul dan berdialog secara intelektual dalam bahasa dan frekwensi yang sama dalam wadah ICMI. Bahkan sekarang kita menyaksikan semua calon presiden RI untuk 2014 nanti juga dapat berdiskusi ikhlas dan terbuka dalam forum ICMI mulai hari ini sampai besok. Untuk itu, atas nama Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia, saya ucapkan selamat, tahni’ah kepada semua peserta Silaknas ICMI 2014. Semoga Allah terus memberikan bimbingan-Nya kepada kita semua, sekali lagi semata-mata untuk Indonesia kita bersama.

*Disampaikan oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH., pada Silaknas ICMI, 
Desember 2012 di Jakarta


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar